Kolestasis Pada Bayi Sjamsul Arief, Boerhan Hidajat, Bagus Setyoboedi
BATASAN Kolestasis adalah gangguan pembentukan, sekresi dan pengaliran empedu mulai dari hepatosit, saluran empedu intrasel, ekstrasel dan ekstra-hepatal. Hal ini dapat menyebabkan perubahan indikator biokimia, fisiologis, morfologis, dan klinis karena terjadi retensi bahan-bahan larut dalam empedu. Dikatakan kolestasis apabila kadar bilirubin direk melebihi 2.0 mg/dl atau 20% dari bilirubin total.
PATOFISIOLOGI Kolestasis pada bayi dibagi dalam dua golongan besar yaitu hepato-seluler dan bilier, intra dan ekstra hepatal. Penyebab terbanyak kolestasis pada neonatus adalah kerusakan jaringan hati akibat infeksi virus intra uterin, terutama TORCH. Penyebab lain diantaranya gangguan metabolik, genetik, autoimun, dan gangguan embrional. Secara klinis maupun laboratoris sangat sukar untuk membedakan kolestasis intra dan ekstra hepatal, sehingga diperlukan langkah diagnostik yang kompleks.
GEJALA KLINIS � Kuning � Gatal-gatal di kulit � Urin berwarna gelap � Tinja pucat seperti dempul � Pembesaran perut DIAGNOSISA. AnamnesisRiwayat kehamilan dan kelahiran: infeksi ibu pada saat hamil atau melahirkan, berat lahir, lingkar kepala, pertumbuhan janin (kolestasis intrahepatik umumnya berat lahirnya <> Riwayat keluarga : riwayat kuning, tumor hati, hepatitis B, hepatitis C, hemokro-matosis, perkawinan antar keluarga. Resiko hepatitis virus B/C (transfusi darah, operasi, dll) paparan terhadap toksin/obat-obat. B. Pemeriksaan fisik1. Pertumbuhan (berat badan, lingkar kepala) 2. Kulit : ikterus, spider angiomata, eritema palmaris, edema 3. Abdomen : a. Liver : pembesaran/ukuran, konsistensi, permukaan. b. Splenomegali. c. Vena kolateral, asites. 4. Mata : ikterik
C. Pemeriksaan penunjang1. Gambaran darah tepi 2. Biokimia darah � Serum bilirubin direk dan indirek � ALT (SGPT), AST (SGOT) � Gamma Glutamil Transpeptidase (GGT) � Masa protrombin � Albumin, globulin � Kolesterol, trigliserida � Gula darah puasa � Ureum, kreatinin � Asam empedu 3. Urin : rutin (leukosit urin, bilirubin, urobilinogen, reduksi) dan kultur urin 5. Pemeriksaan etiologi : TORCH (toksoplasma, rubella, CMV, herpes simpleks), hepatitis virus B, C, skrining sederhana penyakit metabolik (gula darah, trigliserida).
TERAPI A. Terapi operasi untuk kolestasis ekstrahepatikB. Terapi medikamentosa untuk kolestasis intrahepatik yang diketahui penyebabnya C. Terapi suportif1. Asam ursodeoksikolat 10-20 mg/kg dalam 2-3 dosis 2. Kebutuhan kalori mencapai 130-150% kebutuhan bayi normal dan mengandung lemak rantai sedang (Medium chain trigliseride-MCT), misalnya panenteral, progrestimil 3. Vitamin yang larut dalam lemak - A : 5000-25.000 IU - D : calcitriol 0,05-0,2 ug/kg/hari - E : 25-200 IU/kk/hari - K1 : 2,5-5 mg : 2-7 x/ minggu 4. Mineral dan trace element : Ca, P, Mn, Zn, Se,Fe 5. Terapi komplikasi lain: misalnya hiperlipidemia/xantelasma: Obat HMG-coA reductase inhibitor contohnya kolestipol, simvastatin 6. Pruritus : - Atihistamin : difenhidramin 5-10 mg/kg/hati, hidroksisin 2-5 mg/kg/hati - Rifampisin : 10 mg/kg/hari - Kolestiramin : 0,25-0,5g/kg/hari
PEMANTAUAN A. TerapiDilihat progresifitas kondisi klinis seperti ikterus (berkurang, tetap, semakin kuning), besarnya hati, limpa, asites, vena kolateral. Kadar bilirubin direk dan indirek, ALT, AST, GGT, albumin, tes koagulasi dan pencitraan. B. Tumbuh KembangPertumbuhan pasien dengan kolestasis intrahepatik menunjukkan perlambatan sejak awal. Pada pasien dengan kolestasis ekstrahepatik umumnya bertumbuh dengan baik pada awalnya tetapi kemudian akan mengalami gangguan pertumbuhan sesuai dengan perkembangan penyakit. Pasien dengan kolestasis perlu dipantau pertumbuhannya dengan membuat kurva pertumbuhan berat badan dan tinggi badan bayi/anak.
DAFTAR PUSTAKA 1. Balisteri WF. Cholestasis. In: Berhman RE, Kliegman RM, Jenson HB, eds. Nelson Text Book of Pediatrics, 17th ed. Philadelphi : WB Saunders, 2004; 1203-7. 2. Emerick KM, Whitington PF. Molecular Basis of Neonatal Cholestasis. Pediatrics Clinics of North America 2002; 49 (1) : 1-3. 3. Haefelin DN, Griffiths P, Rizetto M. Systemic Virosis Producing Hepatitis. In: Bircher J, et al, eds. 4. Rosenthal P. Neonatal Hepatitis and Congenital Infections. In: Suchy FJ, ed. Liver disease in children, 1st ed. St. Louis : Mosby year book, 1994; 414-24.
| ||||||||||||
Kolestasis Pada Bayi (www.pediatrik.com)
Kolestasis Pada Bayi (KapanLagi.com)
Selasa, 10 November 2009 07:51
KapanLagi.com - Para orang tua wajib mewaspadai kondisi bayinya jika warna tubuhnya menguning selama jangka waktu lebih dari tiga minggu. Dokter Hepatologi Rumah Sakit Umum Dokter Soetomo (RSUD Dr.Soetomo) Surabaya, dr.Bagus Setyoboedi, mengatakan, "Jika tubuh bayi menguning lebih dari tiga minggu, maka hal ini merupakan gejala awal terjadinya kolestasis atau penyumbatan pada saluran empedu."
Gejala tersebut biasanya diikuti oleh kotoran berwarna putih dan pucat. "Jika hal tersebut terus berlanjut, maka akan menyebabkan kerusakan pada livernya," katanya. Sementara untuk penyebab terjadinya kolestasis itu sendiri bisa dikarenakan kelainan bawaan, infeksi dalam kandungan, kelainan metabolik, dan kista di saluran empedu. Selain itu, kolestasis juga bisa dikarenakan infeksi akibat virus Torch (tokso plasma, rubella, cytomegalovirus, dan herpes). "Virus tersebut tidak berpengaruh terhadap ibu bayi, tetapi langsung berdampak pada janinnya," tambahnya.
Bisa jadi karena ketidaktahuan para ibu, diikuti jarangnya melakukan screening torch secara rutin, maka penyakit tersebut tidak terdeteksi pada si janin. Kolestasis baru diketahui setelah bayi dilahirkan ditandai dengan tubuh yang menguning secara permanen. "Bayi yang terkena kolestasis jarang dibawa oleh orang tuanya ke dokter. Biasanya baru dibawa ke dokter dalam stadium lanjut. Jika sudah sampai tahap stadium lanjut, kami tidak mampu lagi menolong karena terhambat transplantasi." ujarnya tegas.
dr.Bagus mengakui bahwa untuk saat ini tim medis di Indonesia belum mampu melakukan proses transplantasi liver. "Proses transplantasi pernah dilakukan selama dua kali dalam sejarah permedisan di Indonesia. Itu pun mendatangkan tim medis dari luar negeri," katanya. Akibat terkendalanya transplantasi, jumlah bayi yang meninggal karena tidak tertolong mencapai 30% dari persentase yang hidup. Selain itu, kurangnya kasih sayang orang tua juga menjadi salah satu penyebab meninggalnya bayi. "Banyak orang tua menyerah pada saat bayinya didiagnosis terkena kolestasis," katanya. (ant/meg)
artikel lainnya:
http://sembiring-jo.blogspot.com/2009/09/bab-i-pendahuluan-latar-belakang.html
KapanLagi.com - Para orang tua wajib mewaspadai kondisi bayinya jika warna tubuhnya menguning selama jangka waktu lebih dari tiga minggu. Dokter Hepatologi Rumah Sakit Umum Dokter Soetomo (RSUD Dr.Soetomo) Surabaya, dr.Bagus Setyoboedi, mengatakan, "Jika tubuh bayi menguning lebih dari tiga minggu, maka hal ini merupakan gejala awal terjadinya kolestasis atau penyumbatan pada saluran empedu."
Gejala tersebut biasanya diikuti oleh kotoran berwarna putih dan pucat. "Jika hal tersebut terus berlanjut, maka akan menyebabkan kerusakan pada livernya," katanya. Sementara untuk penyebab terjadinya kolestasis itu sendiri bisa dikarenakan kelainan bawaan, infeksi dalam kandungan, kelainan metabolik, dan kista di saluran empedu. Selain itu, kolestasis juga bisa dikarenakan infeksi akibat virus Torch (tokso plasma, rubella, cytomegalovirus, dan herpes). "Virus tersebut tidak berpengaruh terhadap ibu bayi, tetapi langsung berdampak pada janinnya," tambahnya.
Bisa jadi karena ketidaktahuan para ibu, diikuti jarangnya melakukan screening torch secara rutin, maka penyakit tersebut tidak terdeteksi pada si janin. Kolestasis baru diketahui setelah bayi dilahirkan ditandai dengan tubuh yang menguning secara permanen. "Bayi yang terkena kolestasis jarang dibawa oleh orang tuanya ke dokter. Biasanya baru dibawa ke dokter dalam stadium lanjut. Jika sudah sampai tahap stadium lanjut, kami tidak mampu lagi menolong karena terhambat transplantasi." ujarnya tegas.
dr.Bagus mengakui bahwa untuk saat ini tim medis di Indonesia belum mampu melakukan proses transplantasi liver. "Proses transplantasi pernah dilakukan selama dua kali dalam sejarah permedisan di Indonesia. Itu pun mendatangkan tim medis dari luar negeri," katanya. Akibat terkendalanya transplantasi, jumlah bayi yang meninggal karena tidak tertolong mencapai 30% dari persentase yang hidup. Selain itu, kurangnya kasih sayang orang tua juga menjadi salah satu penyebab meninggalnya bayi. "Banyak orang tua menyerah pada saat bayinya didiagnosis terkena kolestasis," katanya. (ant/meg)
artikel lainnya:
http://sembiring-jo.blogspot.com/2009/09/bab-i-pendahuluan-latar-belakang.html
Tanda-tanda Awal Persalinan
Bagaimana Mengenali Gejala-Gejala Persalinan
Sumber:http://tips4moms.wordpress.com/category/tanda-tanda-persalinan/
Tas Bersalin
Barang-barang apa ya yang sebaiknya disiapkan di tas yang akan dibawa ke RS?
Untuk sang ibu :
Ø Baju yang berkancing depan untuk memudahkan menyusui
Ø Sarung untuk setelah melahirkan
Ø Baju piyama untuk tidur
Ø Kaos kaki, karena biasanya ruangan di rumah sakit dinginnya minta ampun
Ø Satu setel baju untuk pulang dari rumah sakit
Ø Softek / pampers khusus untuk ibu melahirkan, karena ibu pasca melahirkan pasti masih banyak mengeluarkan darah
Ø Korset untuk membuat perut nyaman setelah melahirkan
Ø Celana dalam ibu hamil (perut kita kan masih besar :p) dan bh kalo mau yang khusus menyusui
Ø Sikat gigi dan peralatan mandi (bagi yang sudah boleh mandi)
Ø Handuk kecil untuk menyeka badan, dan handuk besar
Ø Sendal
Ø Majalah dan MP2 untuk mendengarkan musik untuk menunggu di rumah sakit
Ø HP, penting dong untuk ngabarin temen2 dan sodara2 bahwa bayi kita dah lahiran
Untuk sang bayi :
Ø 2 atau 3 pasang baju bayi, lengkap dengan bedong dan popok. Kalo gurita jaman sekarang dah ga boleh pake ya di RS2 …
Ø Selimut untuk nanti pulang ke rumah
Ø Sarung tangan
Ø Topi
Ø Minyak telon, baby oil dan teman2nya, tapi ini biasanya sudah disediakan oleh pihak rumah sakit
Untuk sang ayah (yang biasanya ikutan nemenin di RS) :
Ø Baju ganti
Ø Peralatan mandi dan handuk
Ø Selimut tipis, biasanya kan yang nemenin tidurnya di sofa doang atau di kursi dan kamar rumah sakit itu biasanya dingin banget
Ø Bacaan atau MP3 atau media hiburan lainnya ..
Ø HP, untuk kabar2i atau untuk menghubungi di saat2 emergency
Ø Sendal
Ø Surat2 untuk pengrurusan admin rumah sakit, misalnya surat keterangan dari dokter, KTP, dll.
Sebaikanya tas tersebut disediakan pada saat kehamilan 36 minggu, waktu di mana bayi sudah bisa lahir normal. Dan juga sebaiknya tas dibawa selalu di mobil, jadi jika suatu saat akan melahrikan di mana saja bisa langsung ke RS tanpa harus pulang dulu ke rumah.
Sumber:
http://tips4moms.wordpress.com/category/tanda-tanda-persalinan/
Untuk sang ibu :
Ø Baju yang berkancing depan untuk memudahkan menyusui
Ø Sarung untuk setelah melahirkan
Ø Baju piyama untuk tidur
Ø Kaos kaki, karena biasanya ruangan di rumah sakit dinginnya minta ampun
Ø Satu setel baju untuk pulang dari rumah sakit
Ø Softek / pampers khusus untuk ibu melahirkan, karena ibu pasca melahirkan pasti masih banyak mengeluarkan darah
Ø Korset untuk membuat perut nyaman setelah melahirkan
Ø Celana dalam ibu hamil (perut kita kan masih besar :p) dan bh kalo mau yang khusus menyusui
Ø Sikat gigi dan peralatan mandi (bagi yang sudah boleh mandi)
Ø Handuk kecil untuk menyeka badan, dan handuk besar
Ø Sendal
Ø Majalah dan MP2 untuk mendengarkan musik untuk menunggu di rumah sakit
Ø HP, penting dong untuk ngabarin temen2 dan sodara2 bahwa bayi kita dah lahiran
Untuk sang bayi :
Ø 2 atau 3 pasang baju bayi, lengkap dengan bedong dan popok. Kalo gurita jaman sekarang dah ga boleh pake ya di RS2 …
Ø Selimut untuk nanti pulang ke rumah
Ø Sarung tangan
Ø Topi
Ø Minyak telon, baby oil dan teman2nya, tapi ini biasanya sudah disediakan oleh pihak rumah sakit
Untuk sang ayah (yang biasanya ikutan nemenin di RS) :
Ø Baju ganti
Ø Peralatan mandi dan handuk
Ø Selimut tipis, biasanya kan yang nemenin tidurnya di sofa doang atau di kursi dan kamar rumah sakit itu biasanya dingin banget
Ø Bacaan atau MP3 atau media hiburan lainnya ..
Ø HP, untuk kabar2i atau untuk menghubungi di saat2 emergency
Ø Sendal
Ø Surat2 untuk pengrurusan admin rumah sakit, misalnya surat keterangan dari dokter, KTP, dll.
Sebaikanya tas tersebut disediakan pada saat kehamilan 36 minggu, waktu di mana bayi sudah bisa lahir normal. Dan juga sebaiknya tas dibawa selalu di mobil, jadi jika suatu saat akan melahrikan di mana saja bisa langsung ke RS tanpa harus pulang dulu ke rumah.
Sumber:
http://tips4moms.wordpress.com/category/tanda-tanda-persalinan/
Langganan:
Postingan (Atom)
Lapis Aspal Beton (laston)
Lapis Aspal beton adalah beton aspal yang bergradasi menerus, lapis aspal beton (laston) juga sering disebutl dengan AC (Asphal Concrete), ...
-
Kalkulator PoE oleh PoE-World ini akan menghitung daya total yang diperlukan perangkat apa pun termasuk didalamnya kerugian daya pada semua ...
-
Dalam jaringan dengan jumlah PC lebih dari 10 dan salah satu-nya digunakan untuk sharing printer, sering terjadi beberapa pengguna tidak ...
-
Modul SIM800L merupakan jenis modul GSM/GPRS Serial yang cukup banyak digunakan. Modul SIM800L ini diaplikasikan dalam berbagai aplikasi pen...