Manajemen Day Old Chicken (DOC) Ayam Kampung

Day Old Chicken (DOC) atau dalam terjemahan sederhananya Anak Ayam Umur Sehari merupakan hasil dari proses penetasan, baik melalui penetasan sistem tradisional dengan induk ayam langsung ataupun dengan sistem modern yaitu mengunakan mesin tetas. Setelah menetas DOC memasuki fase pertumbuhan yang sangat rentan dengan faktor lingkungan terutama terkait dengan suhu serta kecukupan nutrisi yang sesuai. sehingga pengelolaan atau manajemen DOC  ini perlu menjadi perhatian utama karena merupakan faktor penting dan  keberhasilan dalam proses beternak ayam Kampung,  terlebih pada skala usaha ternak menengah atau besar.

Untuk usaha ternak Ayam Kampung  skala menegah dan besar pemenuhan kebutuhan bibit ayam/DOC sudah di pasok dari breding atau perusahaan pembibitan ayam, sehingga manajemen saat DOC datang harus menjadi perhatian khusus karena pengasuhan ayam sudah tidak lagi menggunakan Induk ayam  tetapi menggunakan sistem/tehnik buatan. Hal yang terkait dengan Manajemen DOC sendiri meliputi berbagai kegiatan, mulai dari persiapan kandang brooder, penanganan saat DOC datang serta penanganan lanjutan sampai DOC memasuki masa grower/finisher.

Adapun rincian kegiatanya sebagai berikut :

A. Persiapan Kandang

1. Pembersihan dan pencucian kandang apabila masih kotor.

2. Kandang didesinfeksi (di sterilkan) menggunakan desinfektan.

3. Persiapan tempat minum dan pakan.

4. Dinding kandang diberikan penghalang angin/terpal untuk menghindari udara dingin dan/atau angin dari luar.

5. Dasar kandang diberikan sekam setebal 5 cm serta dilapisi kertas koran.

6. Berikan pembatas /chick guard (plat seng ) berbentuk lingkaran untuk menjaga panas brooder (Indukan/pemanas Buatan).

7. Berikan lampu penerangan.

B. Saat Kedatangan DOC

1. Nyalakan pemanas (brooder) minimal 5 jam sebelum DOC datang, untuk skala dibawah 200 ekor pemanas bisa menggunakan bohlam pijar dan dengan sistem bok, untuk skala di atas 200 sebaiknya menggunakan Gasoline.

2. Berikan air minum yang telah dicampur vitamin atau air gula ketika DOC datang

3. Jangan langsung diberikan pakan tetapi tunggu 3-4 jam terlebih dahulu, biarkan DOC melakukan penyesuaian.

4. Berikan pakan starter sedikit demi sedikit, namun sering. (4-5 kali sehari).

5. Untuk menjaga kebersihan kandang alas Kertas koran di ganti setiap hari sampai dengan umur 5 hari setelah itu tidak lagi diberikan alas koran.

C. Pemeliharaan DOC sampai dengan fase Grower.

1. Suhu/Pemanas pada tiap fase umur

  • Umur 1- 7 hari suhu 32 – 35 C
  • Umur 8 – 14 hari suhu 29 – 31 C
  • Umur 15 – 21 hari suhu 27 – 29 C
  • Umur 22 – 28 hari suhu 24 - 26 C

2. Perhatikan kondisi cuaca diluar kandang, jika hujan/angin besar , sebaiknya kandang ditutup rapat.

3. Kebutuhan tempat pakan dan minum.

  • Tempat pakan 1 buah per 50 ekor s/d umur 3 minggu.
  • Tempat pakan1 buah per 25 ekor umur 4 s/d 10 minggu.
  • Tempat minum 1 galon per 100 ekor s/d umur 3 minggu.
  • Tempat minum 1 galon per 50 ekor umur 4 s/d 8 minggu.

4. Kapasitas kandang :

  • Umur 1 hari s.d 12 minggu : 8 – 10 ekor / M2.
  • Umur 12 minggu s.d 20 minggu :    5 – 6 ekor / M2

5. Lakukan penimbangan berkala untuk mengetahui performa ayam (pertambahan bobot ayam).

  • Sebaiknya penimbangan dilakukan pada saat ayam belum makan/puasa
  • Lakukan grading/pengelompokkan berdasarkan ukuran dan kondisi tubuhnya Kecil, Sedang dan Besar untuk mengasilkan keseragaman ukuran ayam.

Tentang konversi

Paling Sering Ditanyakan tentang konversi
Konversi Dalam 1 Phase (220V)
Menggunakan Power Factor (0.85)
- kW adalah kilo Watt atau 1000 Watt.
- mW adalah Mega Watt atau 1.000.000 Watt.
- HP adalah Horse Power.
- 1 HP = 746 W (Watt).
- 1 kW = 1000 W (Watt).
- 1 kVA = 0.90 kW.
- 1 ampere 0.22 kVA
- 1 kva berapa ampere (4.6 A)
- 1 kva berapa watt (850 W)
- 1 kva berapa kW (0.85 kW)
- 20 kva berapa watt (20.000 W)

Konversi Dalam 3 Phase (380V)
- Nilai 1.73 adalah hasil dari √3.
- √3 adalah nilai konstanta jika menggunakan 3 phase.
- 1 ampere 0.66 kVA

Konversi A ke KVA 1 Phase
Banyak sekali yang menanyakan 1 Ampere berapa KVA?, nah berikut daftar Konversinya:
Volt menggunakan 220V
KVA = V x I
- 1 A = 0.22 KVA
- 569 A = 125 KVA
- 2.273 A = 500 KVA
- 3.409A = 750 KVA

Konversi A ke KVA 3 Phase
Volt menggunakan 380V
KVA = V x I x 1.73
- 1 A = 0.66 KVA
- 190 A = 125 KVA
- 760 A = 500 KVA
- 1140 = 750 KVA

- 1 kw berapa pk?
1 kW = 1,34 PK
- 1 kw berapa hp?
1 kW = 1,34 HP
- 1 kw berapa Ampere?
1 kW = 2,63 A (380V) atau 1 kW = 4,54 A (220V)
- 1 kw berapa kVA?
1 kW = 1 kVA
- 1 kva berapa watt?
1 kVA = 1000 Watt
- 1 kva berapa hp ?
1 kVA = 1,34 HP
- 1 kva berapa Ampere ?
1 kVA = 2,63 A (380V) atau 1 kVA = 4,54 A (220V)
- 1 kva berapa kW ?
1 kVA = 1 kW
- 1 kva berapa va ?
1 kVA = 1.000 VA
- 1 kva berapa kwh ?
1 kVA = 1 kWH / Jam
- 1 HP berapa watt ?
1 HP = 745,7 Watt
- 1 HP berapa kva ?
1 HP = 0,745 kVA
- 1 HP berapa Ampere ?
1 HP = 1,96 A (380V) atau 1 HP = 3,38 A (220V)

Satuan kerja DJPb

Satuan kerja DJPb antara lain:

  1. Direktorat Pelaksanaan Anggaran (DPA), yang bertanggung jawab dalam menyusun, memantau, dan mengevaluasi pelaksanaan anggaran negara serta memberikan rekomendasi dalam perencanaan kegiatan pemerintah.

  2. Direktorat Perbendaharaan dan Risiko (DPR), yang bertanggung jawab dalam pengelolaan kas dan rekening bank pemerintah, serta mengembangkan sistem perbendaharaan dan manajemen risiko keuangan negara.

  3. Direktorat Pembiayaan dan Pelaporan Keuangan (DPPK), yang bertanggung jawab dalam pengelolaan utang negara dan penyusunan laporan keuangan negara.

  4. Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN), yang bertanggung jawab dalam pengelolaan aset negara, pengadaan barang dan jasa, serta penegakan hukum dan pencegahan tindak pidana korupsi dalam pengelolaan kekayaan negara.

  5. Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), yang bertanggung jawab dalam pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme.

  6. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN), yang bertanggung jawab dalam melayani pembayaran dan pengelolaan keuangan negara di tingkat daerah.

  7. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), yang bertanggung jawab dalam melakukan pemeriksaan atas pengelolaan keuangan negara dan memberikan rekomendasi untuk perbaikan sistem pengelolaan keuangan negara.

  8. Direktorat Jenderal Anggaran (DJA), yang bertanggung jawab dalam menyusun dan mengevaluasi kebijakan fiskal, pengelolaan anggaran dan perencanaan pembangunan nasional.

  1. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), yang bertanggung jawab dalam mendorong investasi di Indonesia dengan memberikan fasilitasi dan pelayanan.

  2. Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), yang bertanggung jawab dalam melindungi nasabah bank dengan memberikan jaminan atas simpanan nasabah di bank.

  3. Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP), yang bertanggung jawab dalam menetapkan kebijakan dan standar pengadaan barang dan jasa pemerintah.

  4. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC), yang bertanggung jawab dalam mengelola dan mengawasi penerimaan bea dan cukai serta mengawasi kepatuhan terhadap peraturan bea dan cukai.

  5. Direktorat Jenderal Pajak (DJP), yang bertanggung jawab dalam pengelolaan dan penerimaan pajak serta penegakan hukum dan pencegahan tindak pidana perpajakan.

Satuan kerja DJPb yang disebutkan di atas merupakan beberapa unit yang memiliki tugas dan fungsi yang berbeda-beda dalam pengelolaan keuangan negara. Semua satuan kerja ini bekerja sama untuk mencapai tujuan yang sama yaitu pengelolaan keuangan negara yang efektif, efisien, transparan, dan akuntabel.

Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb)

Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) adalah salah satu unit eselon I di bawah Kementerian Keuangan Republik Indonesia yang bertanggung jawab dalam pengelolaan keuangan negara. DJPb berperan dalam menyusun kebijakan dan strategi pengelolaan keuangan negara, melakukan pengawasan terhadap pengelolaan keuangan negara, serta menyelenggarakan layanan keuangan negara.

Beberapa tugas dan fungsi DJPb antara lain:

  1. Pengelolaan dan pengendalian anggaran negara, termasuk penyusunan rancangan anggaran dan laporan keuangan negara.

  2. Penyusunan kebijakan, strategi, dan pedoman teknis dalam pengelolaan keuangan negara, seperti peraturan tentang pengadaan barang dan jasa, pajak, dan sistem pengelolaan keuangan negara.

  3. Pemberian dukungan teknis dan layanan dalam pengelolaan keuangan negara kepada instansi pemerintah dan masyarakat.

  4. Pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan kebijakan dan strategi pengelolaan keuangan negara, termasuk pencegahan tindak korupsi dan penyalahgunaan keuangan negara.

Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, DJPb memiliki beberapa satuan kerja, seperti Direktorat Pelaksanaan Anggaran, Direktorat Perbendaharaan dan Risiko, Direktorat Pembiayaan dan Pelaporan Keuangan, dan lain-lain. DJPb juga memiliki kantor perwakilan di beberapa daerah untuk membantu koordinasi dan pelayanan dalam pengelolaan keuangan negara di tingkat daerah.

Maskot

Maskot adalah karakter, tokoh, atau lambang yang mewakili sebuah perusahaan, organisasi, atau acara. Maskot umumnya memiliki ciri khas yang mudah dikenali dan dapat diidentifikasi oleh khalayak, seperti warna, bentuk, kostum, atau sifat-sifat yang menarik. Maskot digunakan untuk memperkuat identitas merek dan meningkatkan kesadaran merek dengan cara menarik perhatian publik. Maskot biasanya muncul dalam berbagai media, seperti iklan, produk, merchandise, dan acara. Beberapa contoh maskot terkenal adalah Ronald McDonald dari McDonald's, Tony the Tiger dari Frosted Flakes, dan Michelin Man dari Michelin

Maskot dapat membantu membangun hubungan dengan pelanggan dan menciptakan pengalaman yang menyenangkan dan mudah diingat. Sebagai representasi visual, maskot dapat memberikan kesan positif dan mengesankan bagi konsumen dan membantu memperkuat citra merek. Selain itu, maskot dapat digunakan untuk menghadirkan cerita dan nilai-nilai yang terkait dengan merek, sehingga meningkatkan kesadaran merek dan menginspirasi konsumen.

Dalam konteks sebuah contact center, maskot dapat menjadi cara yang efektif untuk menciptakan kesan positif dan menarik bagi konsumen ketika mereka menghubungi perusahaan. Maskot dapat membantu menciptakan lingkungan yang menyenangkan dan ramah bagi pelanggan, serta memberikan nilai tambah pada pengalaman pelanggan dengan memperkuat identitas dan citra merek perusahaan.

Namun, penting untuk diingat bahwa pembuatan dan penggunaan maskot harus dilakukan dengan hati-hati dan sesuai dengan nilai-nilai dan misi perusahaan. Maskot yang tidak tepat atau tidak konsisten dengan citra merek perusahaan dapat merusak kesan positif yang ingin dicapai

Lapis Aspal Beton (laston)

Lapis Aspal beton adalah beton aspal yang  bergradasi menerus, lapis aspal beton (laston) juga sering disebutl dengan AC (Asphal Concrete), ...